ANALITIKNEWS.COM – Upaya pengelolaan sampah di Kecamatan Samarinda Ulu kini tak lagi hanya mengandalkan petugas kebersihan. Melalui dorongan dan partisipasi warga, pengelolaan sampah mulai bergeser menjadi gerakan kolektif berbasis lingkungan.
Kasi Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kecamatan Samarinda Ulu, Nana, menjelaskan bahwa pihaknya terus mendorong masyarakat agar sadar memilah dan mengelola sampah sejak dari rumah.
“Kami sudah melakukan sosialisasi sampai ke tingkat RT agar warga bisa memilah sampah dari rumah tangga masing-masing,” ujarnya, pada Senin (13/10/2025).
Menurutnya, setiap kelurahan di Samarinda Ulu kini telah memiliki bank sampah sebagai wadah pengumpulan dan pengelolaan sampah bernilai ekonomi. Bahkan, pihak kecamatan menargetkan pembentukan bank sampah di tingkat RT.
“Minimal tiga RT satu bank sampah. Kami ingin pengelolaan sampah ini jadi budaya, bukan sekadar kegiatan sementara,” tegasnya.
Selain itu, pengawasan di Tempat Penampungan Sementara (TPS) juga diperketat. Warga diimbau untuk mematuhi jadwal pembuangan sampah, yaitu mulai pukul 18.00 hingga 06.00 pagi.
“Kami jaga TPS agar warga disiplin membuang sampah sesuai waktu yang sudah ditentukan. Tidak boleh siang hari, supaya lingkungan tetap bersih dan tidak menimbulkan bau,” tuturnya.
Tak hanya berhenti pada pengumpulan, Ia menjelaskan sejumlah warga telah mengolah sampah menjadi produk bernilai tambah. Contohnya di Kampung Salai RT 22 Kelurahan Kampung Jawa, warga membuat berbagai kerajinan dari limbah rumah tangga.
“Ada yang bikin tas, souvenir, hingga piring dari bahan bekas. Bahkan minyak jelantah pun bisa dimanfaatkan kembali,” katanya.
Sejumlah bank sampah aktif saat ini berada di Kelurahan Kampung Jawa, Gunung Kelua, Air Hitam, Juanda, dan Teluk Lerong Ilir. Dengan dukungan warga, Ia berharap gerakan ini bisa memperkuat kesadaran lingkungan.
“Kalau masyarakat sudah paham bahwa sampah bisa jadi berkah, pengelolaan lingkungan akan berjalan dengan sendirinya,” pungkasnya.
(*)