ANALITIKNEWS.COM – Proses pembangunan Pasar Pagi yang dikukan Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda saat ini sudah hampir rampung.
Saat ini Dinas Perdagangan (Disdag) mulai mematangkan langkah relokasi pedagang Pasar Pagi ke bangunan baru setelah proses revitalisasi selesai dilakukan.
Para pedagang yang selama ini direlokasi sementara kini bersiap menempati kembali kios mereka yang telah tertata modern dan lebih nyaman.
Untuk memastikan proses berjalan lancar dan transparan, Disdag Samarinda menggelar sosialisasi perdana di Gedung Anggar, Polder Air Hitam, Kecamatan Samarinda Ulu, pada Jumat (17/10/2025). Sosialisasi ini menjadi langkah awal sebelum dilaksanakannya pengundian lapak dan pembagian zona kios.
Kepala Disdag Samarinda, Nurrahmani, menjelaskan bahwa sosialisasi ini penting agar seluruh pedagang memahami tata letak bangunan, sistem zonasi, hingga tahapan yang perlu dilalui sebelum penempatan kios.
“Kami menjelaskan gambaran sketsa pasar, supaya pedagang tahu zona mana yang akan mereka tempati. Sebab banyak di antara mereka belum pernah masuk ke bangunan baru. Jadi kami sampaikan, misalnya zona satu ada di lantai satu, dan seterusnya,” jelas Nurrahmani.
Menurutnya, selain pemetaan zona, pihaknya juga menjabarkan persyaratan administrasi untuk mengikuti undian kios, serta menjelaskan aturan dasar yang harus dipenuhi sebelum penempatan dilakukan.
“Sebelum undian dilakukan, pedagang harus melengkapi persyaratan yang kami sampaikan jadi tidak bisa langsung undi tanpa memastikan semua datanya valid,” ujarnya.
Dalam sosialisasi perdana ini, Disdag mengundang seluruh pedagang yang tercatat aktif di Pasar Pagi. Jumlahnya mencapai sekitar 1.500 pedagang, meskipun sebagian diwakili oleh anggota keluarga yang berjualan dalam satu unit usaha.
“Hari ini kami bagi dua sesi, pagi dan siang. Semua pedagang yang terdaftar kami undang, tapi kalau ada yang satu keluarga berjualan di tempat yang sama, kami persilakan satu perwakilan saja. Yang penting informasi tersampaikan,” terangnya.
Disdag menargetkan seluruh proses sosialisasi dan pengumpulan data selesai pada akhir Oktober. Selanjutnya, pengundian kios akan dilakukan setelah semua syarat administrasi terpenuhi dan ruang pengaduan ditutup.
“Kami sudah sampaikan bahwa pencabutan undian bisa dilakukan setelah semua pengaduan selesai dan syarat lengkap. Harapannya November sudah mulai bergerak,” katanya.
Menurutnya, banyak pedagang berharap relokasi dapat segera dilakukan, tanpa menunggu sampai akhir tahun.
“Pedagang tadi minta jangan sampai Desember. Jadi kami usahakan November sudah clear, bisa mulai masuk dan berjualan di kios masing-masing,” ungkapnya.
Untuk menjamin keterbukaan dan memberikan kesempatan kepada pedagang menyampaikan keluhan atau pertanyaan, Disdag Samarinda menyiapkan posko pengaduan di tiga lokasi berbeda, yakni Pasar Segiri, Pasar Merdeka, dan Pasar Citra Niaga.
Posko tersebut akan dibuka selama tiga hari, mulai 20 hingga 22 Oktober 2025, dengan petugas yang siap melayani setiap pedagang sesuai jadwal.
“Kami membuka ruang pengaduan di tiga pasar itu jadi kalau ada pedagang yang belum puas dengan hasil sosialisasi, atau punya uneg-uneg soal zonasi, bisa datang langsung. Kami catat dan tindak lanjuti,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan sistem pengaduan ini juga menjadi mekanisme koreksi jika ada data pedagang yang belum akurat atau belum tercatat dengan benar.
“Misalnya ada yang merasa tidak dapat kios padahal sudah lama berjualan, atau merasa zonanya kurang tepat, silahkan disampaikan. Kami terbuka untuk mencatat semua masukan,” ucapnya.
Selain pembagian kios, Disdag juga menyampaikan bahwa bangunan baru Pasar Pagi telah dilengkapi dengan fasilitas penunjang yang lebih memadai, seperti akses tangga dan lift untuk pengunjung, area sirkulasi yang luas, hingga sistem kebersihan yang lebih baik.
Terkait dengan parkir, Nurrahmani menegaskan bahwa pihaknya tidak membahas secara detail soal tarif progresif, melainkan lebih menekankan pengaturan area agar prioritas parkir diberikan kepada pengunjung.
“Kami hanya menyampaikan bahwa parkir sudah disediakan. Tapi kami menyarankan agar pedagang tidak memarkirkan kendaraannya di sana. Sebaiknya hanya drop barang saja, karena kami ingin area parkir diprioritaskan untuk pengunjung,” tuturnya.
Revitalisasi Pasar Pagi yang selama ini menjadi ikon perdagangan di Samarinda diharapkan menjadi momentum baru bagi pelaku usaha mikro dan kecil di kota ini. Dengan tampilan modern dan sistem penataan yang lebih tertib, Pemkot berharap Pasar Pagi dapat kembali menjadi pusat aktivitas ekonomi rakyat yang nyaman, aman, dan bersih.
“Kami ingin pedagang merasa nyaman dan bangga kembali berdagang di bangunan baru. Semua proses kami lakukan bertahap dan transparan, agar tidak ada yang merasa dirugikan,” tegasnya.
Menurutnya, Pemkot Samarinda berkomitmen menjaga keseimbangan antara modernisasi pasar dengan keberpihakan terhadap pedagang kecil.
“Pasar tradisional tetap jadi urat nadi ekonomi rakyat. Karena itu, setiap kebijakan kami pastikan tetap berpihak kepada mereka,” katanya.
(*)